Palungataku.com, Parimo - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah turunkan Tim Psikologi untuk mendampingi keluarga korban penembakan di Tinombo Selatan Kab.Parigi Moutong Sulawesi Tengah, Rabu (15/2/22).
Saat ini Polda Sulteng telah melakukan uji balistik terhadap proyektil dan selongsong yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP), sambil menunggu hasil uji balistik Polda Sulteng melakukan upaya preemtif, preventif dan cipta kondisi dalam rangka mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif.
Selain itu, pihak Kepolisian melakukan pendampingan sebagai program konseling on the spot kepada keluarga korban penembakan sebagai bentuk wujud dari pelayanan kepada masyarakat.
Dalam melakukan pendampingan Psikologi, tim yang beranggotakan 4 (empat) personil dipimpin langsung oleh Kabag Psikologi Biro SDM Polda Sulteng Kompol Akhmad Kunaefi Muarif.
Hal tersebut sebagai wujud perhatian dan keseriusan Polda Sulteng dalam Penanganan kasus tertembaknya salah seorang warga dalam aksi unjuk rasa pemblokiran jalan di jalan Trans Sulawesi Kec. Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah.
Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol. Didik Supranoto mengungkapkan pasca kejadian tersebut, Polres Parimo telah melakukan kegiatan yang pertama Kapolres Parimo beserta Pejabat Utama Polda telah berkunjung ke rumah duka dan mengikuti proses pemakaman sebagai bentuk turut berdukacita.
Selanjutnya, Polres Parimo telah menggelar bantuan sosial untuk korban yang terdampak unjuk rasa menutup akses jalan, semoga dapat mengurangi beban mereka, sehingga warga merasa aman dan nyaman, Ucap Didik.
lalu yang kedua Polres Parigi Moutong sudah melakukan trauma healing kepada keluarga korban, agar supaya keluarga korban ini pulih kembali perasaannya tidak terus terbawa stres, Jelasnya.
Perlu diketahui, secara umum untuk wilayah Parimo saat ini sudah sangat kondusif, saya berharap kepada media tolong divideokan dan beritakan secara fakta situasi saat ini pasca kejadian bentrok kemarin, jangan sampai nanti ada pemberitaan wilayah Parimo masih mencekam itu Hoax, tegas Didik. (*/**)
