PALUNGATAKU.COM, PALU - Direktur Samapta Polda Sulteng AKBP Richard B. Pakpahan, S.I.K., M.H. menerima langsung 2 (dua) ekor satwa turangga (kuda) beserta perlengkapannya di Mako Ditsamapta Polda Sulteng yang diserahkan oleh Dirpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri, Minggu (5/6/22).
Richard mengatakan, dua ekor satwa turangga (kuda) tersebut didatangkan langsung dari Jakarta (Korsabhara Baharkam Polri) menuju Makassar menaiki kapal laut yang kemudian dari Makassar menuju Palu (Ditsamapta Polda Sulteng) menggunakan kendaraan khusus kuda R6 melalui jalur darat.
Adapun dua ekor satwa turangga (kuda) yang diterima yaitu bernama Ferdinand B umur 12 tahun dengan tinggi 165 cm dan Medinas's Boy umur 10 tahun dengan tinggi 165 cm, ujarnya.
Kedua ekor satwa turangga (kuda) tersebut berjenis kelamin jantan, memiliki warna kulit coklat, jenis ras wormblood, berkemampuan tunggang dan berasal dari negeri kincir angin yakni Belanda, tambahnya.
Sementara itu, ahli menunggang kuda (aswasada) Aiptu Rudi menjelaskan kuda ini diperuntukkan untuk pertahanan, bukan seperti kuda jenis breeding stable atau horse ranch lain yang biasanya untuk lomba sehingga kudanya lebih cantik dan ganteng.
Kuda ini diperuntukkan dalam tugas penjagaan, patroli dan pengawalan, pengendalian massa (dalmas) dan SAR.
Sesuai tupoksi, penjagaan sama dengan pengamanan saat ada kegiatan, membantu kewilayahan patroli. Membantu patroli wilayah dalam hal ini untuk mencegah dan menangkap gangguan kamtibmas. Semisal dalam kasus perampasan, paling tidak kuda mampu menghilangkan niat orang berbuat jahat, beber Rudi.
Kuda sebagai tugas pengawalan, bisa dipakai saat rangkaian protokoler. Pasukan protokoler berkuda biasanya menggunakan pakaian khusus. Namun kini, kuda sudah jarang dipakai untuk pengawalan, tergantikan oleh vooridjer. Dari segi keamanan lebih cepat dan mudah menembus, maka pengawalan dengan kuda sudah jarang dipakai.
Kuda dalmas merupakan kuda yang bertugas untuk pengendalian massa. Contoh unjuk rasa, bertugas untuk mengurai massa. “Jika massa tidak mau mundur, kuda diturunkan maka otomatis kumpulan tersebut minggir sendiri. Atau ketika pengamanan pertandingan bola yang terkadang ricuh, agar massa terurai maka kuda diturunkan, karena massa yang berkelompok cenderung lebih berani."
Sementara itu, kuda untuk bantuan SAR hanya digunakan pada zaman dahulu, beberapa tahun belakangan ini tidak pernah digunakan kembali. Sebelum ada mobil canggih, untuk daerah bencana di pegunungan biasanya kuda diterjunkan untuk mengambil korban. Namun kini telah bergeser ke mobil dan helikopter, Tutupnya. (*/**)